Jakarta, udah ngga perlu nyari di gugle untuk tau seperti apa ibukota Indonesia tercinta ini. Setiap hari, dari pagi sampai sore, dibanyak stasiun televisi memberitakan apapun yang terjadi di jakarta. Selain televisi, portal berita online, koran, dan beberapa radio pun terintegrasi dengan siaran dipusat. Rasanya ngga mungkin kalo satu hari tanpa berita apapun tentang Jakarta. Mau politik, sosial, budaya, ekonomi, hiburan dan blablabla semua terjadi disini dan memang harus disorot, karena apapun yang terjadi disini jadi panutan satu Indonesia, gambaran umum dari Indonesia, dan berperpengaruh juga buat Indonesia.

Suatu hari saat melintasi salah satu ruas jalan di Solo, terjadilah:
A: Eh mbak mana sih Lokananta? Katanya deket-deket sini ya?
B: Kamu ngga tau Lokananta dek?
A: Ngga, aku penasaran kaya gimana sih?
B: Itu depan, kiri jalan. Emang apa yang mau diliat dari Lokananta?(retoris doang)
Hening dan Lokananta hanya lewat gitu aja.
B: Kamu ngga tau Lokananta dek?
Hening
B: Berapa taun di Solo?
A: Sejak SMP
B: Dan sekarang udah kuliah?
....Loading

Mau liburan bingung mau kemana, yang murah tapi tetep bisa seru? Pantai? Meanstrem. Cari tempat baru? Dimana? Jauh? Budgetnya? Come on ini bukan tentang find somewhere new, tapi ini tentang suatu tempat yang kalian butuhkan untuk merefresh pikiran, jiwa dan raga guys. And the best solution is look arround, there are many place to explored. Dan kalo udah ngomongin liburan kita cuma butuh alam, entah yang udah pernah didatengin atau belum. Karena dimana pun alam selalu menerima kita yang kumel oleh asap kendaraan, bau alkohol, muka-muka gadget, mata panda dan sejenisnya. Dan alam yang bakal men-detoxification kita.
That's why everyone loves BITCH!!! ups I mean beach, hahaha.

Libur belom usaiiiii... Dan sesi liburan kali ini berlanjut dg rencana mengunjungi kebun strawberry, Goa Lawa and then Batu Raden. Wuih kalo terlaksana semua bakal puas lahir batin. Tapi tereksekusi kah?

Terlalu banyak yang murahan. Lihat yang diobral dari pagi hingga pagi lagi, tempat bukan sarana lagi, karena mereka tidak memajang tapi jelas terpampang
Kenapa harus jadi murah kalo Tuhan menciptakan kita dengan amat mahal?

Dari bahan yang nggak bisa dibeli di toko manapun, dengan komposisi tak tertakar, melalui proses rumit yang nggak dapat dilakukan oleh Einstein atau mesin termutakhir sekalipun. Tuhan harus menyisihkan rusuk pria terlabih dahulu, tanpa mengurangi atau menyakitinya. Lalu mulailah mengkolaborasikan sari pati tanah, dan menanamnya dimedium terkokoh, rahim. berkembanglah embrio, menjadi segumpal darah, segumal daging, mengeras bersama belulang. dan entah bagaimana pula Tuhan menyertakan nyawa, hidup dan tumbuh. Sampai keluar menjamah udara bumi disempurnakan dengan fisik dan psikisnya. Akal, pikiran dan perasaan. Dan prosesnya belum berhenti, sampai sekarang.

Tak satupun pria yang sanggup mengandung ruangan terkokoh dalam perutnya. tak satupun pria yang mendapati surga di telapak kakinya. menyusui, memutuskan dengan perasaan, mengalami pesakitan tiap bulannya, menutup rambutnya sebagai aurat.
Bodoh nya kita yang rela dijadikan atau menjadikan diri kita murah dan mudah untuk siapa saja. Lantas dimana spesialnya kita?
Dengan menjadi mahal, aku menghargai diriku, mensyukuri anugrah-Nya dan menikmati sebagai ciptaan terindah-Nya, aku, wanita.